Friday 25 February 2011

Raup Dolar dari Jasa Desain Web


By on 07:36

Bagi Anggi Krisna, menghadiri meeting bisnis tak perlu harus tampil rapi dan klimis. Bahkan, pemilik iCreativeLabs dan tokokoo.com asal Bandung ini merasa tak perlu mandi dulu. Cukup bercelana pendek dan duduk di depan komputer, deal bisnis tetap bisa dilakukan. Bila proyek selesai, dolar pun mengalir ke rekeningnya. “Beberapa kali dalam seminggu, saya sih masih suka menyempatkan datang ke kafe-kafe di Bandung, bertemu dengan teman-teman dari beragam profesi, bekerja sambil ngobrol, dan kerap menelurkan ide kreatif bersama,” ujar Anggi.

blo-webSaat ini, Anggi telah dikenal sebagai salah satu desainer web Indonesia yang mampu meraup ribuan dolar dari keahliannya. Padahal, ini semua bermula dari hobi. Maklumlah, Anggi bukan lulusan bidang teknologi informasi (TI), melainkan sarjana peternakan yang kebetulan merasa punya passion besar di bidang ini.

Ketertarikan Anggi pada dunia desain web dimulai saat ia masih duduk sebagai mahasiswa tahun ke dua di Jurusan Sosial Ekonomi Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Awalnya, ia belajar merancang halaman web dari adik kelasnya. Setelah itu, ia mengembangkan keahliannya secara otodidak.

Setelah lulus kuliah, Anggi memutuskan bekerja di bidang TI. Tak terlalu lama menganggur, pria kelahiran Tegal, 24 Desember 1980 ini diterima sebagai layouter di Majalah Imaging Plus. Namun, hanya bertahan sebulan, ia pun pindah ke perusahaan software XSYS, dan diserahi tugas menjadi desainer web dan programmer flash dan animasi. Pindah dari XSYS, ia pun loncat sebagai perancang web di Indo.com.

Namun, naluri entrepreneur-nya yang kuat mendorong Anggi memilih jalur Mandiri. Ia pun mulai menawarkan keahliannya di bidang desain web lewat dunia maya. Tak berselang lama, ia mendapat tawaran membuat personal website untuk seorang pecinta golf di Inggris. Bagaimana ia bisa mendapat klien dari luar negeri? “Melalui freelance agent di luar negeri,” katanya buka rahasia. Memang, ada beberapa web freelance agent, yang mempertemukan peminat (buyer) dengan para desainer web. Yang diikutinya, Elance, Freelance.com dan RentACoder.

Proyek pertamanya diperoleh tahun 2007, senilai US$ 140. Bulan pertama ia mendapat tiga proyek, dengan total nilai US$ 600. Pada bulan ke dua ia mendapatkan nilai total proyek US$ 1.200. Pendapatannya selalu naik setiap bulan. Rata-rata ia bisa mendapatkan sekitar 10 proyek dalam sebulan. Jika dihitung, dari rata-rata proyeknya yang bernilai US$ 1.000, dalam sebulan ia mengantongi US$ 10 ribu.

Anggi pun mendirikan iCreativeLabs sebagai payung bisnisnya. Sejalan dengan tawaran proyek yang terus mengalir, ia memutuskan mencari mitra. Setyagus Sucipto (Agus), programmer yang dikenalnya di dunia online, dipilihnya. Tiga bulan berikutnya, Anggi merekrut dua tenaga baru, yaitu desainer web dan programmer. Ia pun mulai menyewa rumah – berbagi dengan temannya yang juga punya bisnis online – sebagai kantor. Strategi bisnis pun diubah. Sekarang mereka lebih banyak mengerjakan proyek besar (kendati proyek kecil dari klien lama masih diterima). “Tiga tahun ini duit sudah ada, bisa bayar orang, tapi kok capek dikejar klien. Jadi kayak pabrikan,” Anggi mengeluhkan.

Untuk itu, pada Februari 2009 ia bersama teman-temannya di Jakarta, mengembangkan situs GantiBaju.com, situs online clothing yang memberikan kesempatan kepada para desainer untuk menampilkan desain baju (khususnya kaus) yang terbaik. Situs ini diluncurkan pada Februari 2009.

Tak cukup di situ, Anggi pada Juni 2010 meluncurkan Tokokoo resmi diluncurkan. Usaha ini merupakan provider theme untuk WordPress eCommerce. Dari usaha ini, bulan pertama saja ia berhasil menggaet US$ 400, dan meningkat terus sampai US$ 3.000 sebulan. Tokokoo menjual 60–80 themes per bulan. Hampir semua pembeli template-nya berasal dari luar negeri. “Dari 80 yang terjual, paling hanya dua yang dibeli pembeli lokal,” katanya.

Setelah dua bulan berjalan, ada investor dari luar negeri yang tertarik membeli Tokokoo. Namun, ia memutuskan tidak menjualnya. “Karena kalau dijual, dalam agreement yang disodorkan, kami tidak boleh lagi bikin situs atau jualan yang sama seperti ini,” ujarnya. “Tokokoo awalnya memang template,” tuturnya, “tapi ke depan akan ada juga ikon, karakter, dan desain yang melengkapi kebutuhan dunia e-commerce.”

Suami Erika Mirna dan ayah Azmi Fatima ini berharap Indonesia akan bisa mengalahkan India, yang kini jadi pilihan utama untuk outsourcing pekerjaan-pekerjaan di bidang TI. Untuk bisnis, ia ingin bisa masuk 10 besar dunia. (*/swa)

About Syed Faizan Ali

Faizan is a 17 year old young guy who is blessed with the art of Blogging,He love to Blog day in and day out,He is a Website Designer and a Certified Graphics Designer.

0 comments:

Post a Comment